Rekonstruksi Run-Up Dan Kecepatan Tsunami Berdasarkan Data Endapan Tsunami Studi Kasus: Tsunami Mentawai 2010 Dan Tohoku Oki 2011
Abstract
ABSTRAK
Tulisan ini bermaksud menguji sebuah metode sederhana perhitungan run-up dan kecepatan tsunami yang dimodifikasi oleh Srisutam dari metode yang sudah ada. Dasar modifikasi ini adalah jarak maksimum pengendapan sedimen oleh run-up tsunami dihitung dari plot nilai rata-rata besar butir terhadap jarak untuk setiap lapisan, dengan asumsi ukuran besar butir mengecil ke arah darat. Perhitungan dengan metode hasil modifikasi ini dengan studi kasus tsunami Mentawai 2010 (di Tumalei) dan Tohoku Oki 2011 (di Yunuki), menunjukkan hasil yang melebihi hasil pengukuran di lapangan. Hasil perhitungan kecepatan rata-rata run-up tsunami pada lintasan Yunuki adalah 5,67 m/s, sedangkan di lintasan Tumalei maksimal mencapai 1,86 m/s. Lereng di Yunuki yang lebih landai dibandingkan di Tumalei, mungkin berpengaruh terhadap kecepatan run-up yang lebih besar dan daerah yang tergenang lebih jauh. Tinggi runup tsunami Tohoku Oki 2011 di Yunuki hasil perhitungan adalah 5,75 m, berada di kisaran tinggi run-up hasil survei yang mencapai maksimal 20 m. Namun, jarak genangan hasil perhitungan (11,76 km) dua kali lipat lebih jauh dari jarak genangan hasil pengukuran (4,8 km). Sementara itu, hasil perhitungan tinggi run-up di Tumalei adalah 14,27 m, lebih dari dua kali hasil perhitungan di lapangan (6 m). Jarak genangan hasil perhitungan di Tumalei adalah 1,19 km, hampir sepuluh kali hasil pengukuran yang hanya 136 m. Hasil perhitungan menunjukkan bahwa metode Srisutam ini menggunakan asumsi yang terlalu sederhana, sehingga dihasilkan perhitungan yang tidak sesuai dengan hasil pengukuran. Secara umum, nilai rata-rata besar butir endapan tsunami memang menghalus ke arah daratan. Namun, variasi lokal (misalnya mikrotopografi) di sepanjang lintasan akan berpengaruh terhadap distribusi besar butir, dan pada akhirnya akan memengaruhi hasil perhitungan metode Srisutam. Metode ini masih memerlukan pengembangan lebih lanjut untuk bisa diaplikasikan dalam studi paleotsunami.
Kata kunci: endapan tsunami, kecepatan tsunami, run-up, rekonstruksi
ABSTRACT
This paper is to examine a simple model of calculating tsunami run-up and velocity developed by Srisutam. This simple model is the result of the modification of an existing model. The idea of this modification is that the maximum distance of sediment deposition by tsunami run-up is calculated from the plot of mean grain size with the distance for every layer, with the assumption that the grain size of the deposit decreases landward along the transect. Bu using the data from the 2010 Mentawai tsunami and the 2011 Tohoku Oki tsunamis as the case study, the result of the calculation by using this simple model is overestimated. The calculated tsunami mean run-up velocity in Yunuki is 5.67 m/s, meanwhile in Tumalei is 1.86 m/s. The slope of the transect in Yunuki is very gentle compared to Tumalei, that may have an effect to the tsunami run-up that resulted the higher velocity and longer inundation distance. The calculated run-up height in Yunuki (5.75 m) is in the range of measured run-up height which is up to 20 m. However, the calculated inundation distance (11.76 km) is more than twice the measured inundation distance (4.8 km). The calculated run-up height in Tumalei is 14.27 m, which is more than twice the measured height (6 m). The calculated inundation distance in Tumalei is 1.19 km, almost ten times of the measured distance. The results of this calculation show that the assumption used in this Srisutam method is too simple and it results inaccurate calculation. In general, mean grain size of the tsunami deposit is fining landward. However, local variation (i.e. microtopography) along the transect may affect the grain size distribution, and finally will affect the model calculation. This method still needs further development to be applied in paleotsunami studies.
Keywords: tsunami deposit, tsunami velocity, run-up, reconstruction
Full Text:
PDFDOI: http://dx.doi.org/10.34126/jlbg.v7i3.105
Refbacks
- There are currently no refbacks.
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial 4.0 International License.