Tinjauan hubungan formasi batuan sedimen dengan iklim Contoh kasus: endapan teras Bengawan Solo dan red beds di Cekungan Sumatra Tengah

Danny Z. Herman

Abstract


SARI
Di daerah beriklim tropis ketika curah hujan musiman berlangsung secara maksimum, akan terjadi discharge sedimen sangat tinggi sehingga menghasilkan endapan-endapan sedimen dataran banjir. Gosong meander sungai merupakan salah satunya dan melalui proses pengangkatan akan membentuk endapan teras. Banjir purba di sepanjang Bengawan Solo diyakini terjadi karena besarnya pasokan air yang disebabkan peningkatan curah hujan. Sedimen-sedimen gosong yang dikenal sebagai teras Bengawan Solo, merupakan salah satu di antara jenis-jenis sedimen lainnya hasil pengendapan kegiatan tersebut.
Endapan teras Bengawan Solo merupakan salah satu rekaman geologi penting yang dapat digunakan sebagai indikator untuk memahami keterkaitan pembentukannya dengan iklim setempat pada masa lampau. Peningkatan curah hujan pada periode antara Plistosen Awal hingga Sub-Resen diduga menjadi penyebab berlimpahnya pasokan air pada saluran sungai yang pada gilirannya mengakibatkan banjir di sepanjang Bengawan Solo. Rekaman geologi penting lain yang ditemukan di cekungan-cekungan busur belakang Sumatra Tengah, yang dikenal sebagai formasi sedimen fluvial/lakustrin “Red Beds” diendapkan pada periode Eosen – Oligosen. Penemuan tersebut mengarah pada dugaan bahwa proses sedimentasi berimplikasi dipengaruhi oleh iklim tropis panas-kering. Kondisi iklim selama periode tersebut diduga menjadi penyebab terbentuknya pigmen berwarna coklat-merah (hematit), yang diakibatkan oleh proses ubahan in-situ dari oksida besi yang terhidrasi, berasal dari oksidasi mineral-mineral silikat ferromagnesian dan magnetit yang merupakan komponen-komponen sedimen lakustrin di cekungan Sumatra Tengah.
Kata kunci: iklim tropis, curah hujan, endapan teras, panas-kering, endapan Red Beds

ABSTRACT
In tropical climate areas when the seasonal rainfall takes place in a maximum intensity, the highest rate of sediment discharge will occur, the floodplain deposits are formed. Point bar of river meander is one of those deposits and through an uplift process will form terrace deposit. Ancient flooding along the
Bengawan Solo was believed to occur due to the large intake of water supply caused by increased rainfall. Point bars known as the Bengawan Solo terrace is one among other types of sediment deposition result of these activities. The Bengawan Solo River terrace is one of the important geological record that can be used as an indicator to understand the interrelatedness of its formation with the local climate in the past. The increase in rainfall intensity in the periode of Early Pleistocene until Sub-Recent suspected as the cause of the abundance of water supply in the river channel which in turn resulted in flooding along the Bengawan Solo. Other important geological records found in the back-arc basin of Central Sumatra, which is known as fluvial sedimentary formations/lakustrin “Red Beds” was deposited during the Eocene- Oligocene period. The discovery led to the conjecture that the implications of sedimentation process was affected by the hot-dry tropical climate. The climatic conditions during this period is thought to be the cause of the formation of brown-red color (hematite). Hematite may be formed as the product of in-situ alteration process of hydrated Fe-oxides originating from ferromagnesian silicate minerals and magnetite of the lacustrine sediments in Central Sumatra basin.

Keywords: tropical climate, precipitation, terrace deposit, hot-dry, Red-Beds deposit


Full Text:

PDF


DOI: http://dx.doi.org/10.34126/jlbg.v2i2.26

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial 4.0 International License.

                                        RJI Main Logo