The Effect Of Rainfall Relationship periode 2003 – 2013 Of Groundwater South Jakarta Region
Abstract
ABSTRAK
Kebutuhan air bersih di Jakarta sangat meningkat sehingga pemerintah daerah mulai melakukan pengamatan muka airtanah. Penelitian ini dilakukan dengan menganalisis fluktuasi muka airtanah pada AWLR, intensitas curah hujan, dan penampang bawah permukaan pada beberapa buah titik logbor selama tahun 2003 - 2013 di wilayah Jakarta Selatan. Jumlah curah hujan di daerah penelitian berkisar antara 0,2 - 831,4 mm/bulan. Dari data AWLR dapat diketahui ketinggian muka airtanah berkisar antara 9,29 - 13,97 m aml, terdangkal terjadi pada bulan Oktober - Febuari (ketika musim penghujan) dan ketinggian muka airtanah terdalam berkisar antara14,60 - 20,41 m aml terjadi pada bulan Maret - September (ketika musim kemarau). Penelitian ini dilakukan untuk mengidentifikasi adanya pengaruh hubungan curah hujan dan muka airtanah dengan karakteristik sistem akuifer yang berada pada daerah penelitian sekitarnya khususnya di Jakarta Selatan. Berdasarkan analisis tenggang waktu dan fluktuasi muka airtanah yang dipengaruhi oleh intensitas curah hujan.Serta adanya lapisan akuitar pada penampang geologi dan posisi muka airtanah yang terdapat dibagian atas lapisan akuifer, maka dapat dikatakan bahwa sistem akuifer yang terdapat di daerah penelitian bersifat semi tertekan. Sistem akuifer tersebut pada bagian atasnya merupakan material berbutir halus (akuitar) sehingga airtanah masih memungkinkan untuk bergerak di dalamnya.
Kata kunci: airtanah, AWLR, curah hujan, fluktuasi, Jakarta
ABSTRACT
The need for clean water in Jakarta has increased significantly, so the groundwater levels of Jakarta Groundwater Basin need to be researched. This research was conducted by analyzing the fluctuation of the groundwater level using the AWLR data, rainfall intensity, and subsurface sections to several logbor during the year of 2003 - 2013 in South Jakarta area. Rainfall event in the area is in range of 0.2 mm/year up to 831.4 mm/year. From the AWLR data, the highest groundwater level were at 9.29 - 13.97 masl in October - Febuari (during rainy season) and the deepest groundwater level were at 14.60 - 20.41 masl) in March - September (during dry season). Based on the analysis of the timescale and the groundwater level fluctuations that influenced by rainfall, and the aquitard layer in the geology section, and groundwater level exist above the aquifer, so that the aquifer system in this regions is classified as semi depressed aquifer. In this aquifer system, the underlying material is fine grained (aquitard) that allows groundwater moving inside the layer.
Keywords: groundwater, AWLR, rainfall, fluctuation, Jakarta
Full Text:
PDFDOI: http://dx.doi.org/10.34126/jlbg.v11i3.301
Refbacks
- There are currently no refbacks.
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial 4.0 International License.