Potensi terjadinya hujan asam di Kota Bandung
Abstract
SARI
Hujan merupakan bagian dari siklus hidrologi. Air laut dan sebagian air di daratan menguap membentuk uap air yang terangkat dan terbawa angin di atmosfer, kemudian mengembun dan akhirnya jatuh ke daratan atau laut sebagai air hujan. Hujan secara alami bersifat asam dengan pH < 6, tetapi hujan dengan pH di bawah 5,6 didefinisikan sebagai hujan asam. Hujan asam dapat disebabkan secara alamiah, misalnya oleh emisi gas gunung api dan aktivitas manusia seperti industri, pembangkit tenaga listrik, kendaraan bermotor, dan pabrik pengolahan pupuk untuk pertanian terutama amonia. Hujan asam dapat menyebabkan pohon dan bangunan menjadi lebih rapuh, dan merusak patung tembaga di kota Bandung. Pada bulan Desember 2008 sampai dengan Juli 2009 telah dilakukan pengambilan contoh air hujan pada 8 lokasi Penakar Hujan, yaitu Pos Pengamatan Gunung Api (Pos PGA) Gunung Tangkubanparahu, Balitsa Lembang, Cihideung, Pusat Lingkungan Geologi, PT. Safilindo, Cikalong, Gunung Malabar, dan Buah Batu. Analisis kualitas air hujan mengacu pada Standard Methods dan Standar Nasional Indonesia, sedangkan kualitas air minum mengacu pada Surat Keputusan yang dikeluarkan oleh Menteri Kesehatan Republik Indonesia. Hasil analisis fisika-kimia menunjukkan kadar unsur-unsur seperti kesadahan, besi, mangan, natrium, klorida, sulfat, nitrit, nitrat, dan zat padat terlarut dari percontoh air hujan lebih kecil dari standar air minum, kekeruhan, warna, dan amonium, mempunyai kadar tinggi di beberapa lokasi penakar hujan, sedangkan hujan asam terjadi pada bulan Desember 2009 dan April 2010 dengan nilai pH rendah < 5,6.
Kata Kunci: Air, hujan, asam
ABSTRACT
Rain is part of hydrological cycle. Sea water and surface water on land evaporate to the atmosphere forming water vapor, then it condensates and finally fall on to sea or land as rain. Rain is naturally acid with pH < 6, but rain with pH lower than 5.6 is defined as acid rain. Acid rain is caused by human activities like industries, power plant, vehicles and factory processing of agriculture fertilizer especially ammonia. Acid rain can cause vegetation and buildings become more brittle, and the damage of copper statue in Bandung town. Since December 2008 until Juli 2009 samples of rain water had been taken (collected) from 8 rain gauge stations namely Tangkubanparahu volcano observatory, Balitsa Lembang, Cihideung,Center for Environmental Geology, PT. Safilindo, Cikalong, G. Malabar and Buah Batu. The analysis of rain water quality was based on Standard Methods and National standard of Indonesia, while drinking water quality is based on the Decree issued by Minister for Public Health Republic of Indonesia. The result of physical and chemical analysis show low concentration of substances such as iron, manganese, sodium, chloride, sulfate, nitrite, nitrate, and total solid dissolved of rain water sample is smaller than drinking water standard, cloudiness, color, and ammonium have high concentration in some rain gauges stations, meanwhile acid rain that occurred in December 2009 and April 2010 have low pH value < 5.6.
Keywords: water, rain, acid
Full Text:
PDFDOI: http://dx.doi.org/10.34126/jlbg.v1i2.6
Refbacks
- There are currently no refbacks.
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial 4.0 International License.