Peningkatan Aktivitas Vulkanik Gunung Api Slamet dan Pengaruhnya Terhadap Sistem Panas Bumi
Abstract
ABSTRAK
Sejak awal Maret 2014 status aktivitas Gunung Api Slamet di Jawa Tengah dinaikkan dari normal (level I) menjadi waspada (level II) seiring dengan peningkatan jumlah gempa vulkanik. Seismisitas Gunung Api Slamet yang dipantau melalui empat stasiun seismik memperlihatkangempa letusan terekam sebanyak 1.106 kejadian dengan rata-rata 73 kejadian per hari, gempa hembusan terekam sebanyak 6.857 kejadian dengan rata-rata 457 kejadian per hari, sedangkan gempa vulkanik dalam (VA) hanya terekam sebanyak 2 kali selama periode Maret – Agustus 2014. Sumber gempa tersebut berada pada kedalaman antara 1 - 2 km di bawah kawah Gunung Api Slamet sebagai indikasi gempa permukaan. Peningkatan aktivitas magmatik tersebut menghasilkan pelepasan gasCO2 yang berpengaruh terhadap fluida panas bumi yang ditunjukkan dengan terjadinya perubahan keasaman air dari normal menjadi alkalin, pembentukkan bualan gas CO2 pada air panas Pancuran 3 di Baturraden, dan peningkatan saturasi kalsit. Bualan gas CO2 pada air panas Pancuran 3 menjadi indikasi terjadinya proses pendidihan pada temperatur 273° C pada elevasi kedalaman 454 m dibawah permukaan laut. Kondisi ini menjadikan temperatur reservoar menjadi lebih tinggi sebagai indikasi bahwa sistem panas bumi Gunung Api Slamet merupakan sistem panas bumi aktif (active geothermal system) bertemperatur tinggi (high enthalpy).
Kata kunci : bualan gas, fluida panas bumi, gempa permukaan, saturasi kalsit
ABSTRACT
Since the beginning of March 2014 the activity status of The Slamet Volcano in Central Java has been declared from normal (level I) to become alert (level II) due tosignificant increase in the number of volcanic earthquakes. The Slamet Volcano seismicity monitored by four seismic stations shows eruption earthquakes as many as 1,106 events with an average of 73 events per day, gas emission earthquakes as many as 6,857 events with an average of 457 events per day, whereas the deep volcanic (VA) earthquake recorded only 2 times during the period of March to August 2014. The hypocentre of these earthquakes was at a depth of 1-2 km below Slamet Volcano crater as an indication of surface earthquakes. Increased magmatic activity resulted in the release of CO2 gas effect on the geothermal fluid indicated by changes in water acidity from normal to alkaline, formation of CO2bubblegas on Pancuran 3 hot springat Baturraden area, and calcite saturation enhancement. The presence of CO2 bubble gas on Pancuran 3 hot springis an indication of a boiling process at the temperature of 273° C at a depth of 454 m below sea level. This condition makes the reservoar temperature becomes higher as an indication that the geothermal system of The Slamet Volcano is an active geothermal systemwith high temperature (high enthalpy).
Keywords: bubble gas, geothermal fluid, surface earthquake, calcite saturation
Full Text:
PDFDOI: http://dx.doi.org/10.34126/jlbg.v6i3.87
Refbacks
- There are currently no refbacks.
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial 4.0 International License.