Kajian Resiliensi Fisik Pasca Bencana Gerakan Tanah Sebagai Dasar Dalam Penentuan Kebijakan Relokasi, Studi Kasus Kabupaten Bogor, Jawa Barat

Iqbal Eras Putra

Abstract


Gerakan tanah sebagai salah satu bencana yang terkait dengan curah hujan mengalami peningkatan frekuensi kejadian seiring dengan perubahan iklim yang terjadi secara global. Indonesia sebagai negara tropis dengan curah hujan yang tinggi membuat potensi bencana gerakan tanah juga semakin meningkat. Upaya penanggulangannya saat ini lebih banyak bersifat reaktif, yaitu dilakukan pasca terjadi bencana, salah satunya ialah kebijakan relokasi untuk masyarakat terdampak. Namun, kebijakan relokasi tersebut tidak selalu berhasil membuat kehidupan masyarakat terdampak menjadi lebih baik. Perpindahan tempat tinggal membuat masyarakat harus beradaptasi, terkadang meliputi segenap aspek sehingga resiliensi masyarakat pasca relokasi lebih rendah dibanding lokasi asal. Segenap masalah yang dapat muncul tersebut membuat masyarakat cenderung memilih untuk tetap tinggal dengan anggapan gerakan tanah tidak akan terjadi setiap waktu dibanding tinggal di tempat baru yang kemungkinan lebih aman dari bencana. Oleh karena itu, kebijakan relokasi menjadi pilihan terakhir ketika rehabilitasi lahan dan rekayasa geoteknik tidak memungkinkan. Untuk itu, resiliensi daerah terdampak perlu dikaji terlebih dahulu dengan pertimbangan bahwa menetap di daerah asal lebih menjamin resiliensi sosial dan ekonomi masyarakat. Dengan demikian diperlukan kajian aspek fisik di daerah terdampak untuk menilai tingkat resiliensi fisik pasca terdampak gerakan tanah. Resiliensi fisik meliputi berbagai aspek yang menjadi penyebab gerakan tanah seperti kemiringan lereng, kondisi batuan, keairan, tata guna lahan, serta curah hujan. Hasil kajian menunjukkan bahwa hampir semua aspek mengalami perubahan pasca terjadi gerakan tanah. Kemiringan lereng yang berkaitan dengan gerakan tanah susulan memiliki resiliensi yang paling rendah. Aspek berikutnya yang perlu diperhatikan adalah kondisi geologi sedangkan aspek curah hujan yang menjadi pemicu justru mengalami penurunan dalam 3 tahun terakhir.


Keywords


Gerakan Tanah; Pasca Bencana; Relokasi; Resiliensi

Full Text:

PDF


DOI: http://dx.doi.org/10.34126/jlbg.v15i2.506

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial 4.0 International License.

                                        RJI Main Logo