Prediksi luas genangan pasang surut (rob) berdasarkan analisis data spasial di Kota Semarang, Indonesia

Septriono Hari Nugroho

Abstract


ABSTRAK
Fokus dalam penelitian ini adalah memprediksikan luas genangan pasang surut (rob) yang terjadi di Kota Semarang. Simulasi model digunakan untuk mengetahui kondisi genangan rob di tahun 2015 dan 2030. Analisis spasial merupakan metode yang digunakan untuk membuat model tersebut dengan menggunakan data model elevasi digital (DEM) yang diformulasikan menggunakan skenario peramalan. Skenario yang dijalankan adalah (1) skenario genangan akibat penurunan muka tanah dan perubahan rata-rata muka laut (MSL) serta (2) skenario genangan akibat perubahan MSL saja. Pemodelan dilakukan dengan asumsi bahwa tidak ada perubahan penggunaan lahan dan tidak ada konservasi kawasan pesisir selama periode 5 sampai 20 tahun ke depan. Hasil pemodelan menunjukkan bahwa luas genangan dengan skenario 1 lebih besar dari skenario 2, yaitu 8.527,78 ha > 6.662,63 ha (2015) dan 17.692,45 ha > 13.029,58 ha (2030). Upaya penanggulangan banjir rob adalah menutup pintu masuk air laut pada saat air pasang, dan mengoptimalkan bangunan pelabuhan dan tanggul di sepanjang pantai Semarang sebagai penahan banjir yang cukup efektif.
Kata kunci: analisis spasial, genangan rob, model elevasi digital (DEM), perubahan rata-rata muka laut
(MSL), penurunan muka tanah

ABSTRACT
The focus of this study is prediction of tidal inundation (rob) in Semarang city, Indonesia. The simulation model of tidal inundation used to understand the condition of tidal inundation in 2015 and 2030. Spatial Analysis is a method to build the model using digital elevation model (DEM) which formulated by forecast scenarios. Scenario run: (1) Scenario of inundation due to land subsidence and changes in mean sea level (MSL), (2) Scenario of inundation because of mean sea level changes only. The modelling was done by assuming that there is no land use changes and conservation of coastal area over a periode of 5 to 20 years. The model results showed that the area of inundation with scenario 1 is larger than scenario 2 about 8,527.78 ha > 6,662.63 ha (2015) and 17,692.45 ha > 13,029.58 ha (2030) respectively. The effort to control tidal flood is to close the entrance of sea water during high tide, and to optimize building and dykes along the coast of Semarang as an effective flood barrier.
Keywords: spatial analysis, tidal inundation, digital elevation model (DEM), changes in mean sea level (MSL),
land subsidence


Full Text:

PDF


DOI: http://dx.doi.org/10.34126/jlbg.v4i1.51

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial 4.0 International License.

                                        RJI Main Logo