Pemodelan 2D perubahan tekanan air pori hubungannya dengan Likuifaksi: Studi kasus Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta
Abstract
ABSTRAK
Yogyakarta merupakan daerah rawan gempa bumi. Tanggal 27 Mei 2006 terjadi gempa dengan skala 6,2 Mw yang mengakibatkan banyak berjatuhan korban dan kerugian material. Peristiwa ini juga menimbulkan bahaya sekunder yang lain, yaitu likuifaksi. Penelitian ini menyajikan validasi besaran tekanan angka pori yang dapat memicu likuifaksi dengan analisis 2 Dimensi. Pemodelan disimulasikan menggunakan perangkat lunak Liqit untuk mengetahui profil tanah yang berpotensi likuifaksi dan nilai PGAnya. Nilai PGA diaplikasikan pada program PLAXIS untuk mengetahui perkembangan tekanan air porinya. Hasil simulasi menunjukkan perkembangan tekanan air pori di lokasi penelitian ada yang merata dan terlokalisir. Selain itu pendekatan data SPT akan memberikan efek suatu jenis tanah akan lebih mudah mengalami likuifaksi daripada CPTu. Dengan asumsi lebih mudah mengalami likuifaksi maka sebuah profil yang mengalami likuifaksi akan menghasilkan tekanan air pori yang lebih kecil dibandingkan dengan perhitungan CPTu pada nilai PGA yang sama. Simulasi dengan data SPT akan menghasilkan perbandingan tekanan air pori terhadap tegangan total tanah sekisar 61%, sementara pada data CPTu akan memberikan hasil sekitar 88%. Secara teoritis, semakin besar perbandingan, maka kemungkinan likuifaksi akan semakin besar.
Kata kunci: likuifaksi, tekanan air pori, 2 dimensi
ABSTRACT
Yogyakarta is the area prone to earthquakes. 27th May 2006 earthquake strucked Yogyakarta with a 6.2 Mw scale which resulted in a lot of many casualties and material losses. This incident also raises the danger of liquefaction. This research presents the validation of pore water pressure quantity which can trigger liquefaction with 2 dimensional analysis. Simulated Modeling using the Liqit software to know the profile of the ground which has liquefaction potential and value of the PGA. PGA value then applied to PLAXIS program to determine the pore water pressure developments. The simulation results show the development of pore water pressure in research location are vary, some evenly and localized. In addition, the SPT data approaches will give the effect of a certain soil type will be more prone to liquefaction than CPTu’s one. Assuming more prone to liquefaction, profile will result in smaller pore water pressure than compared with CPTu method on same PGA value. When SPT data used, it will produce the pore water pressure ratio against the soil total stress range on the number 61%, while in the CPTu data will give the results number ranging in 88%. Theoretically, the larger the comparison, the greater the possibility of liquefaction will occur.
Keywords: liquefaction, pore water pressure, 2 dimensions
Full Text:
PDFDOI: http://dx.doi.org/10.34126/jlbg.v4i3.56
Refbacks
- There are currently no refbacks.
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial 4.0 International License.