Geologi lingkungan untuk penentuan koefisien dasar bangunan wilayah Cibinong dan sekitarnya
Abstract
SARI
Kejadian banjir di wilayah DKI terus berulang walaupun banyak program yang sudah dilakukan dengan curahan dana dan usaha yang besar. Pendekatan teknis yang telah dan akan dilakukan belum secara komprehensif menggunakan informasi geologi lingkungan. Sehubungan hal tersebut perlu diambil langkahlangkah untuk mengatasi masalah guna mengendalikan banjir dengan berbagai upaya jangka pendek dan mampu menjamin keberhasilan jangka panjang. Salah satunya adalah menentukan koefisien dasar bangunan (KDB) untuk meningkatkan kapasitas imbuhan air tanah. Penelitian dilakukan di enam kecamatan yang masuk ke wilayah Kabupaten Bogor, yaitu Cibinong, Citeureup, Gunung Putri, Kedunghalang, Bojong Gede, dan Semplak. Untuk mengetahui KDB tersebut dilakukan analisis neraca air berdasarkan persamaan “Mock”. Dari hasil perhitungan KDB di wilayah penelitian diperoleh nilai KDB: (1) lahan yang disusun oleh batuan kipas volkanik dengan kemiringan lereng < 10% hanya dapat dibangun maksimal dengan KDB 20%, kemiringan lereng 10 – 30% dapat dibangun maksimal KDB 15%, kemiringan lereng > 30% dijadikan sebagai lahan budidaya yang dapat menghindari terjadinya peningkatan air larian, peningkatan erosi dan longsoran. (2) lahan yang disusun oleh batuan sedimen pembangunan dapat dibuat dengan KDB 25% dengan tanpa rekayasa pemulihan neraca air karena kondisi tanah/batuan yang tidak memungkinkan untuk dibuat sebagai bidang resapan. Air larian yang terjadi dapat ditampung dalam kolam penampungan (retention pond) untuk dijadikan sebagai sumber baku air bersih.
Kata kunci: geologi lingkungan, KDB, resapan air
ABSTRACT
The flood events in keep repeating even though many programs have been conducted with the outpouring amount of funds and efforts. The technical approach that have been and will be carried out does not use environmental geology comprehensively. Regarding this matter it needs to solve the problem in order to control the flooding with varoius short term effort that can guaranted long-term success. One of them is determining the building coverage ratio (BCR) to increase ground water recharge capacity. Administratively the study area comprises six districts that includesto the regency of Bogor, namely Cibinong, Cieureup, Gunung Putri, Kedunghalang, Bojong Gede, and Semplak districts. To know the building coverage ratio (BCR) and analysis of water balance was carried out based on “Mock” equation . Calculation of BCR in the research area, results: (1) land that is composed by volcanic rock fan with a slope of <10% can only be developed with BCR of 20%, slope 10-30% can be built up with a BCR up to 15%, slope > 30% can be utilized as cultivation land which can avoid the increase of running water, erosion, and landslide. (2) land development composed by sedimentary rocks can be developed with a BCR up to 25% without engineering approach to recover water balance since the conditions of soil / rock that does not allow water to percolate downward. running water can be accommodated in retention pond to serve as a source of raw water.
Full Text:
PDFDOI: http://dx.doi.org/10.34126/jlbg.v1i2.9
Refbacks
- There are currently no refbacks.
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial 4.0 International License.